Jumat, 28 November 2014

Kisahku adalah diriku - Fauzi Rahman



“KISAHKU ADALAH DIRIKU”
            Entah dari mana aku harus memulai untuk menulis karya Cerpen ini. Karena aku tahu kisahku takkan sebagus kisah orang lain, karena aku sadar kisah kehidupanku tak semenarik kisah para cendekia-cendekia ataupun parapeneliti yang sering diperbincangkan dikarenakan kehidupan mereka yang amat menarik dan penuh pesan serta moral yang patut kita turuti.
            Namun bagaimana dengan kisahku, bagaimana dengan kehidupanku ? sangat jauh berbeda dengan kehidupan mereka. Kehidupanku yang suram, bodoh, gelap, jauh dari arti terang.
            Namun aku sadar, bahwa kehidupan tidak berarti buruk di mata orang lain. Karena aku sadar hidupku adalah hadiah tuhan, dan “KISAHKU ADALAH DIRIKU”.
            Jika aku sadar mengapa aku harus menyesali kehidupanku, dan mengapa aku harus mengikuti kehidupanmu. Jika pada hakikatnya kehidupanku adalah diriku.
Entah mengapa perjalanan ini, yang aku anggap buruk ini. Menjadi indah pada akhirnya setelah aku sadar dan aku tahu bahwa menyesalpun aku tak berhak. Karena inilah yang aku sebut “KISAHKU ADALAH DIRIKU”.
Aku ingin kehidupanku lebih baik dari kisah mereka, tapi aku tak ingin kisahku menuruti kisah mereka. Karena kisah mereka bukanlah diriku, dan kisahku bukanlah untuk mereka. 
Aku mengerti bahwa kisahku adalah perjalananku yang harus dengan teliti aku jalani, karena suatu saat nanti aku akan menyesal mengapa aku membiarkan kehidupanku tak aku mengerti.
Di saat ada seorang mencintaiku. Aku sadar dia cinta dengan kisahku, tapi aku terlalu pesimis dengan kehidupanku, sehingga aku berfikir aku harus sama seperti mereka. Tapi apa yang terjadi dia pergi, entah aku tak mengerti. Tapi aku sadar bahwa aku telah hilang dari kisahku dan menjadikan kisah orang menjadi kisahku. Betapa bodohnya diriku..
Di saat ada seorang ingin bersahabat denganku. Aku juga sadar namun aku kembali bimbang haruskah aku turuti kisah orang kembali, tapi kini aku takut. Sehingga aku tetap dengan kisahku sehingga akhirnya aku dapat berteman tampa batas kebimbangan rasa. Dan pada akhirnya aku sadar bahwa “KISAHKU ADALAH DIRIKU DAN KISAHMU BUKAN KISAHKU”.

TERIMAKASIH !!!